Senin, 25 Mei 2015

Butiran Debu, Mendadak HO

Awal pekan kedua setelah dipindah tugaskan ke HO. Agak berat memang diawal dikarenakan kabar yang datang mendadak dan tindak lanjut yang sangat tiba-tiba. Ketika kabar itu datang dihari Jumat, dan instruksi untuk segera pindah lokasi pada hari Seninnya. Hmmm....

Namun apalah arti sebuah mutasi. Perubahan lokasi, posisi, job deskripsi, hanyalah sebuah rangkaian puzzle dari journey of our success. Kecepatan beradaptasi menjadi salah satu kunci untuk berada dalam arus putaran yang sama.

Sekali lagi kita hanyalah butiran debu, yang beterbangan kian kemari. Tak ada yang perlu disombongkan, tak ada yang perlu dibanggakan. Sekedar berharap dapat memberikan yang terbaik dari sebuah tugas yang diamanahkan. Ya, butiran debu, sebuah ungkapan yang pernah saya berikan kepada teman-teman saya. Sebagai rasa simpati atas perasaan sedih ketika berada di titik nadir... Wkwkwk : D Jadi pengen ketawa kalo ingat saat itu.

Namun ada beberapa hal yang dapat diambil peristiwa perpindahan ini :

1. Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Hidup adalah kumpulan waktu yang kita jalani setiap hari. Nilai hidup kita diukur dari kemampuan kita memaknai dan memanfaatkan waktu dengan hasil yang dapat dirasakan oleh kita dan orang-orang disekitar kita. Ada waktu dimana kita memang diwajibkan untuk belajar, memperhatikan, dan terlibat lebih didalam sebuah konstruksi dan pengelolaan gedung. Hal tersebut adalah sebuah anugerah terindah yang pernah kumiliki... Ups, kayak pernah denger kata-kata ini, dimana ya? Dan ada waktunya untuk mengimplementasikan hasil belajar kita ditempat lainnya yang akan kita lalui nanti. Nah, manfaatkan waktu belajar ini sebaik-baiknya.

2. Sikap adalah utama. Kemampuan menyesuaikan diri, dan bersikap yang terbaik terkadang lebih dibutuhkan dari kemampuan / skill terhadap pekerjaan itu sendiri. Segala bentuk keterampilan dan kemampuan dalam suatu pekerjaan akan selalu mampu dikuasai bila ada kemauan dan tekad untuk terus belajar. Dan hal ini akan lebih mudah dilakukan bila kita mampu terlebih dahulu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kemampuan menyesuaikan diri ini akan cepat dan mudah untuk dimiliki seseorang bila seseorang tersebut telah memiliki nilai-nilai sikap baik yang bersifat universal, seperti diantaranya : kemauan bekerja keras, jujur, sopan / rendah hati, dan solidaritas persahabatan yang tinggi.

3. Menjaga mood. Ada sesuatu yang menarik tentang sebuah cara mengelola perasaan / mood agar tidak mempengaruhi performansi ditempat kerja. Yaitu dengan mengaktifkan "saklar on-off". Maksudnya adalah kita harus bisa memisahkan suatu permasalahan berdasarkan sifatnya. Bila permasalahan ini diluar masalah pekerjaan, maka kita harus bisa men-skip permasalahan ini agar tidak masuk ke area permasalahan pekerjaan. Aktifkan "saklar off" untuk masalah tersebut saat bekerja, dan nyalakan kembali setelah selesai bekerja. Begitu juga sebaliknya, diluar jam kerja, ada baiknya bila kita menyalakan "saklar off" untuk hal-hal didalam pekerjaan kita, sehingga kita juga punya waktu untuk kehidupan pribadi dan sosial kita. Istilahnya jangan "baper", biar lebih fresh aja saat menjalani aktifitas kita.

Okay pemirsa, sekian curhat edisi "Butiran Debu, Mendadak HO" ini. Tetap semangat. Trusted, Leading, Totality! Masya Allah... Masih aja : )



“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”