Rabu, 18 Februari 2015

Setegar Sang Profesional

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah sesuatu yang berhubungan dengan profesi / pekerjaan, memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya, dan mengharuskan ada pembayaran untuk melakukannya.

Dari definisi diatas, ketika kita menjadi seorang profesional, maka kita harus menjadi seseorang yang mampu untuk melakukan pekerjaan dengan cakap sesuai dengan kepandaian kita. Mendedikasikan segenap keterampilan dan kesungguhan dalam mencapai hasil kerja yang diinginkan, dan diakhir kita mendapatkan bayaran sesuai dengan pekerjaan yang kita lakukan. Sampai disini it's fine.

Namun dalam praktiknya, permasalahan yang kita hadapi dalam pekerjaan tidak selalu hanya teknis pekerjaan, namun juga lingkungan pekerjaan. Dan justeru masalah lingkungan dan suasana pekerjaanlah yang memberikan andil tidak sedikit terhadap produktivitas kerja sebuah perusahaan.









Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Untuk meningkatkan produktivitasnya, maka lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja. Karena lingkungan kerja yang baik akan menciptakan kemudahan pelaksanaan tugas. Lingkungan kerja ini sendiri terdiri dari lingkungan kerja fisik dan non fisik yang melekat dengan karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan.  

Menurut Sukanto dan Indriyo dalam Khoiriyah (2009:24) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi mengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja. Sedangkan menurut Nitisemito dalam Khoiriyah (2009:24) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Menurut Sedarmayanti dalam Wulan (2011:21), menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. 

Faktor faktor lingkungan kerja fisik menurut Wulan (2011:22) adalah pewarnaan, penerangan, udara, suara bising, ruang gerak, keamanan dan kebersihan. Sedangkan faktor lingkungan kerja non fisik ialah struktur kerja, tanggung jawab kerja, perhatian dan dukungan pemimpin, kerja sama antar kelompok, dan kelancaran komunikasi. 

Jujur, saya tidak kenal siapa itu Sukanto, Indriyo, Nitisemito, Khoiriyah dan Wulan. Saya hanya mengutip hasil penelitian mereka melalui Google untuk melengkapi tulisan saya bahwa lingkungan non fisik, dalam hal ini yang mempengaruhi mood dan motivasi karyawan, berperan amat penting dalam kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.

Manusia bukanlah robot pekerja yang tidak punya hati dan perasaan, apalagi untuk masalah hati, hati manusia khan sensitif, mudah pecah dan belah kemudian hancur... Hehe, sori agak OOT


Tetap Tenang, Jangan Goyah

Suasana hati yang sedang tidak bagus memang akan membuat kinerja kita tidak maksimal. Permasalahan yang terjadi dirumah, perselisihan dengan rekan kerja, dan mungkin kondisi yang tidak fit membuat kita down serta malas untuk bekerja, dan sayangnya, sikap negatif berupa malas dan tidak semangat itu bisa menular dan mempengaruhi rekan kerja kita yang lain. Namun ingatlah kembali kepada definisi "Profesional" yang telah kita bahas di awal.

Tetap tersenyum saat mungkin sedang bad mood, tertawa renyah meskipun sedang mengalami permasalahan yang luar biasa berat, dan tetap ringan membantu meski sebetulnya juga membutuhkan bantuan hanya bisa dilakukan orang-orang yang pandai mengelola emosi. Orang-orang yang memilih tegar dan lebih memilih melakukan sesuatu yang menghasilkan daripada harus terjerembab dalam kedukaan yang mendalam... (wessss mantap banget nih kata-kata). Dan saya pun jadi ingat kata-kata seorang teman, "jangan pake perasaan..." Simpel sih, tapi daleeemmm : D

Ya, itu semua karena kita adalah seorang "Profesional", seseorang yang dituntut mampu untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam setiap keadaan.

Kebiasaan Para Nabi

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya" (Al-Baqarah 2:45-46)

Pada tahap tertentu, Allah tidak menyuruh kita untuk mencari jalan keluar, Dia hanya menyuruh kita untuk tetap sabar dan sholat. Karena disetiap permasalahan Allah telah menyiapkan jalan keluarnya, Dia hanya ingin melihat apakah sang hamba tetap mendekat kepadaNya serta selalu menyebut dan meminta pertolonganNya? Ataukah sang hamba malah menjauh dengan jalan mencari pertolongan kepada selainNya? 

Bila saja para Nabi tidak sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan dan musibah ketika menyebarkan kebenaran, mungkin kita tidak akan mendapatkan hidayah yang dengannya manusia dimuliakan dan menjadi makhluk terhormat kesayangan Tuhan. 

Mungkin para Nabi adalah orang-orang yang selalu tersenyum dibalik penderitaan yang dialaminya, tetap sabar membimbing disetiap kesusahan yang ditutupinya, dan tetap membersamai umatnya meskipun lelah dan penat hinggap dipikirannya. Layaknya seorang "Profesional" yang selalu tetap teguh menjalankan tugas dari "Boss" semesta alam. Ya, karena "bayarannya" adalah surga, yang saking indahnya, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Gak gampang sih, semoga kita bisa meningkatkan profesionalisme kita. Semangat... : )




“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”