Jumat, 03 April 2015

Ikan Kambing-Kambing

Bang Juki beli celana, emang kalo rejeki gak bakal kemana : )

Gimana enggak enak coba, ketika pulang kantor, karena saking sibuknya sampai lupa makan, tiba-tiba ketika sudah sampai rumah saya dikejutkan dengan bungkusan besar berisi ikan bakar dengan tampilannya sangat menggoda selera. "Makan tuh No... Tadi ibu abis jalan-jalan terus makan bareng-bareng sama ibu-ibu tetangga". Hmmm, air liur yang mengandung banyak enzim pencernaan itupun mulai mengalir memenuhi liang mulut yang udah gak sabar melahap tampilan ikan dengan tekstur "hitam manis" itu. Secara, nyokap bawa nih ikan lumayan jauh, dari Citayam Depok. Yaaahhh gak jauh-jauh amat sih hehe...


Kembali kepada masalah ikan bakar yang terbungkus rapi tadi, tiba-tiba agak sedikit aneh ketika melihat bentuk ikan tersebut, terutama dibagian kepala. Kepalanya yang agak besar ditambah bentuk giginya yang tebal dan juga agak besar membuat saya penasaran dengan jenis ikan ini. "Ikan apa apa nih bu?". "Ikan kambing-kambing" Jawab nyokap. Nama yang aneh...

Ikan Kambing-Kambing, Ikan Atau Kambing?


Kenapa juga dinamakan ikan kambing-kambing? Apakah karena bentuk kepalanya yang seperti kambing? Atau memang karena tekstur giginya yang agak besar dan seperti kambing? Hmmm... Entahlah. Tapi dibeberapa tempat orang juga menyebutnya dengan ikan ayam-ayam, mungkin karena tekstur dagingnya yang tebal seperti ayam namun tetap memiliki cita rasa gurih seperti ikan laut lainnya. Apapun itu, jenis ikan ini layak untuk dijadikan menu istimewa kita. Karena jarang-jarang kita bisa makan ikan sekaligus makan kambing kan???




Mensyukuri Nikmat Makanan & Adab Dalam Makan

Terlepas dari apapun makanan kita, bersyukur adalah bentuk terbaik dari cara kita berterima kasih atas segala karuniaNya. Dan salah satu cara bersyukur atas nikmat makanan dan minuman adalah dengan menikmati karunia tersebut sesuai dengan adab yang telah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia. Adapun adab dalam makan diantaranya adalah :



1. Makanlah yang halal lagi baik

Adanya sertifikasi halal MUI memudahkan kita dalam mengidentifikasi halal tidaknya sebuah produk makanan atau minuman. Dengan peduli pada sertifikasi halal tersebut setidaknya kita sudah peduli dan lebih terjaga dalam kepastian zat yang kita konsumsi. Cara mendapatkannya pun harus benar, jangan dari hasil korupsi, mencuri ataupun perbuatan tercela lainnya. Dan kita juga harus memastikan bahwa jenis makanan yang kita makan adalah jenis makanan yang baik (thoyyib) bagi tubuh kita. Sate kambing, jeroan, junk food mungkin saja halal, tapi kalo berlebihan akan berbeda ceritanya...


“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)


2. Membaca Basmalah dan Hamdalah

Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).” (HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.




Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

3. Makan dan minum dengan tangan kanan

Simple sih, tapi terkadang suka ada yang terlupa untuk selalu makan dengan tangan kanan. 

“Apabila salah seorang dari kalian makan,makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

4. Selalu habiskan makanan dan tidak mencela makanan

Paling gak habis pikir kalo ngelihat orang ngebuang-buang makanan. Kalo memang tidak habis ya jangan ngambil banyak-banyak doong... Masih banyak lho diluar sana yang kesulitan makanan. Lagi pula dengan membuang makanan berarti kita telah membuang sia-sia sumber daya yang telah digunakan untuk memproduksi makanan tersebut. Membuang-buang nasi berarti kita telah menyia-nyiakan tenaga dan waktu sang petani, solar untuk traktor dan pompa pengairan sawah, pupuk, biaya pergudangan dan lain-lain. Dan setelah itu menjadi sebuah nasi kemudian dengan mudahnya dibuang??? Mikirrr...


Habiskan selalu bila makan dan jangan pernah mencela makanan. Kalo emang suka bilang suka, kalo enggak ya simpan aja dalam hati, tapi jangan digantung... Ups, maksudnya hargai makanan dan si pembuat makanan.  

Dari Jabir RA ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh membersihkan (sisa-sisa makanan) yang ada pada jemari dan piring seraya bersabda : "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui yang mana di antara makanan itu yang mengandung berkah". (HR. Muslim.)

Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)











5. Makan & minum sebaiknya sambil duduk

Rasulullah SAW melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata,“Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)


Selain itu ada beberapa hal lagi seperti makan sebaiknya tidak bersandar, utamakan makan bersama-sama, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan lain sebagainya.



Makan Diniatkan Untuk Ibadah

Nah, agar kita tidak sekedar makan, maka niatkanlah makan itu untuk ibadah. Untuk menghasilkan tenaga agar dapat menjalankan aktifitas kebaikan dalam rangka mengharap keridhoan Allah SWT. Selamat makan...

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Yaa Allah, berkahilah rezeki yang engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. 



“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”