Rabu, 04 November 2015

Penyebab Keramik Lantai Rusak / Pecah

Beberapa dari kita mungkin pernah menemui adanya keramik pada lantai yang terlepas, menggelembung, atau pecah. Selain merupakan suatu kerusakan yang harus diperbaiki, hal tersebut juga dapat mengakibatkan kecelakaan seperti luka yang disebabkan oleh pecahan keramik tersebut yang dapat membahayakan anggota tubuh. Dan seringkali timbul juga pertanyaan, sebetulnya apa sih penyebab lepas atau rusaknya keramik pada lantai tersebut? Berikut dijelaskan beberapa penyebabnya



1. Penyusutan adukan semen-pasir
Umumnya keramik dipasang menggunakan adukan semen dan pasir. Sebelum dipasang, keramik direndam dalam air terlebih dahulu agar pada saat pemasangan kondisi keramik basah / kedap air sehingga pada adukan semen-pasir juga terkandung unsur air. Selain itu, dalam kondisi basah keramik akan mudah melekat/menyatu dengan adukan semen-pasir akibat adanya peprbedaan suhu. Perbedaan suhu ini menyebabkan keramik bagian atas lebih panas daripada bagian bawah sehingga terjadi penguapan air dibawah keramik. Akibat penguapan tersebut terjadi penyusutan pada campuran adukan sehingga timbul tegangan permukaan pada keramik yang menyebabkan keramik terlepas

2. Jarak antar keramik
Pada beberapa kasus banyak ditemukan pemasangan antar keramik yang cukup rapat tanpa mempertimbangakan jarak / nat antar keramik. memang kesan yang muncul dari pemasangan antar keramik yang rapat adalah lebih kelihatan rapi. Namun apabila terjadi pemuaian, maka keramik tidak memiliki ruang muai sehingga terjadi saling tekan antar keramik, akibatnya terjadi tegangan permukaan sehingga keramik terlepas




3. Perubahan suhu
Faktor ini biasanya menyebabkan terlepasnya keramik teras pada dinding maupun lantai. Selain itu, perubahan suhu ini bisa juga menyebabkan terlepasnya keramik pada gedung yang ber-AC. Hal ini terjadi karena sifat campuran adukan semen dan pasir, sebagai perekat pemasangan keramik yang kaku/tidak fleksibel. Apabila terjadi perubahan suhu, adukan tersebut tidak dapat menyesuaikan diri sehingga keramik terlepas dari adukan

4. Pergerakan bangunan
Akibat getaran bumi seperti gempa atau terjadinya settlement berupa penurunan tanah

5. Perubahan struktur bangunan
Lepasnya keramik juga dapat terjadi karena kesalahann penghitungan struktur pada saat pelaksanaannya. Beberapa jenis perubahan struktur bangunan yang menyebabkan keramik menjadi lepas antara lain keretakan pada beton, penurunan pada pondasi, penurunan pada struktur / defleksi


6. Pengaruh getaran-getaran halus
Selain beberapa faktor diatas, lepasnya keramik juga dapat terjadi akibat pengaruh getaran-getaran halus. Berbeda dengan getar-getar cinta, getaran-getaran ini bisa timbul dari langkah pejalan kaki atau suara dan laju kendaraan disekitar bangunan : P

7. Kualitas keramik yang rendah
Kualitas keramik mempengaruhi kekuatan keramik dalam menerima beban yang diterimanya. Tak heran, kita menemukan seringkali kerusakan terjadi karena mutu keramik yang kurang baik sehingga mudah pecah atau rusak meski hanya menerima beban normal yang seharusnya tidak sampai membuat sebuah keramik rusak atau pecah.

Nah, semoga sedikit ulasan tadi bisa menjelaskan bagaimana kerusakan keramik lantai bisa terjadi.




“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”

Rabu, 22 Juli 2015

Nikah Yuk

Day one kembali masuk kerja setelah sempat mudik lebaran pada pekan kemarin. Hmmm... Seperti biasa, momen-momen indah lebaran selalu saja terusik dengan pertanyaan dua kata singkat, padat dan sedikit berat, terutama bagi para jomblowan jomblowati yang punya banyak sponsor karib kerabat yang over perhatian. And the question is... KAPAN NIKAH????

Hwaaa...! Tenang guys. Jangan sampai pertanyaan tadi membuat kita mengurung diri didalam kamar dan jadi gak mau salaman untuk bermaafan dihari yang fitri. Selain ketupat, nastar, dan salaman, pertanyaan "kapan nikah" adalah salah satu tradisi yang memang menempati peringkat cukup tinggi saat hari raya Idul Fitri berlangsung. Momen pertemuan keluarga yang kadang berlangsung hanya setahun sekali sering dimanfaatkan para om, tante, kakek nenek, teman dan handai taulan untuk menyemangati anggota keluarga yang dirasa sudah cukup umur untuk segera menjemput jodoh dan menggenapkan setengah agamanya. Namun lain halnya bila bertemu dengan teman sebaya atau satu tongkrongan yang sangat akrab. Antara menyemangati dan mem-bully menjadi berbeda sangat tipis, dan biasanya pihak korban akan senyum-senyum saja bingung mau ngebales apa... : P


Okay, kembali ke masalah jodoh. Untuk para jomblo dilarang ke-GeeRan bakal gak dapat jodoh, karena sesungguhnya Allah SWT telah menjamin bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan.


"Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar Rum: 21)

Jadi sebetulnya jodoh kita sudah ditetapkan lho. Tinggal sekarang adalah cara untuk menjemputnya.



Tahapan Pernikahan

Banyak dari kita mengenal istilah pacaran untuk lebih mengenal pasangan, namun ternyata cara tersebut sangat tidak disarankan dan cenderung menjurus ke hal yang berujung maksiat. Definisi pacaran itu sendiri pun sekarang sudah tidak jelas. Seiring derasnya arus informasi dan percampuran peradaban terutama dari barat yang cenderung permisif, membuat pemikiran dan cara pandang pemuda zaman sekarang berbeda jauh dengan zaman sebelumnya, maka hal-hal yang sulit dibayangkan pun bisa terjadi akibat dampak dari berpacaran. Dan pihak yang paling dirugikan dari ini adalah perempuan.


Nah guys... Sebetulnya cara untuk menjemput jodoh sudah diatur dalam syariat agama kok. Sederhana aja, yakinkan dia jodohmu, datangi orang tua / walinya, dan nyatakanlah dengan sikap ksatria. Namun begitu secara garis besar setidaknya ada tiga tahapan dalam menjemput jodoh, yaitu :

1. Ta'aruf (perkenalan) & Nazhor (melihat kondisi fisik)

Disini calon yang hendak menikah dipertemukan untuk saling mengenal lebih dalam mengenai kepribadian serta visi dan misi kedepan dalam berumah tangga hingga hal mendetail terkait kecocokan hati. Memandang calon pasangan juga boleh lho untuk memantapkan hati, asalkan dalam batas yang telah ditetapkan. Dengan didampingi anggota keluarga ataupun mahrom (ustadz, murobbi, ataupun teman), kedua calon diperkenankan untuk saling bertanya jawab dan berkomunikasi terkait persiapan ketahap selanjutnya yaitu khitbah atau melamar. Dengan dibatasi oleh aturan syariat, kedua calon bisa memutuskan lanjut atau tidak untuk proses selanjutnya.

2. Khitbah (lamaran)

Menurut istilah, makna khitbah atau lamaran adalah sebuah permintaan atau pernyataan dari laki-laki kepada pihak perempuan untuk menikahinya, baik dilakukan oleh laki-laki secara langsung maupun dengan perantara pihak lain yang dipercayai sesuai dengan ketentuan agama. Khitbah ini bisa juga di inisiatif oleh pihak perempuan lho. Intinya mengajak untuk berumah tangga. Khitbah atau lamaran biasanya dilakukan setelah kedua belah pihak calon yang akan dijodohkan telah cocok dan sepakat setelah sebelumnya ta'aruf, untuk menuju jenjang selanjutnya yaitu menikah. Disini biasanya komunikasi yang terjalin sudah sampai tingkat antar keluarga.  

3. Menikah & walimah (pesta pernikahan)
Menikah adalah... kayaknya udah pada tahu semua ya. Intinya saat menikah itu ada akad nikah yang merupakan Mitsaqon Ghaliza, atau perjanjian yang berat. Dalam Al Quran, kata Mitsaqon Ghaliza hanya disebutkan tiga kali, yaitu :
1. Ketika Allah SWT membuat perjanjian dengan para Nabi dan Rasul Ulul Azmi [QS. Al-Ahzab: 7]
2. Ketika Allah SWT mengangkat Bukit Tsur di atas kepala Bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia di hadapan Allah [QS. An-Nisa: 154]
3. Dan ketika Allah SWT menyatakan hubungan pernikahan [QS. An-Nisa: 21]

So, agung banget ya pernikahan itu. Jadi kudu sungguh-sungguh sob...!

Nah kalo udah akad nikah baru deh tuh menggelar walimah ato pesta pernikahan sebagai syiar bahwa telah bersatunya antara Fulan dengan Fulanah... Hmmm so sweet. Makanya buruan nikah!!! (nunjuk hidung sendiri... : P)







Contoh Biodata

Dan tambahan spesial, pada saat ta'aruf biasanya calon yang akan dijodohkan sebelumnya telah menyerahkan biodata pribadi seperti Curriculum Vitae terkait dengan identitas diri, karakter, latar belakang keluarga, visi misi pernikahan, calon yang diharapkan dan lain sebagainya yang diperlukan untuk menjelaskan kepribadian dirinya. Nah untuk hal ini ada contoh yang menarik terkait contoh biodata (dalam hal ini visi misi, tujuan pernikahan, dan calon yang diharapkan) yang pernah saya temukan, meskipun pada prakteknya variasi format dan bentuknya bisa sangat jauh berbeda-beda. Yuk kita cek... : )


VISI DAN MISI PERNIKAHAN

Ø Visi  : Membentuk keluarga yang mencintai dan dicintai Alloh SWT

Ø Misi :
·         Membangun komunikasi yang baik antara suami dan isteri dengan kasih sayang, saling terbuka, menghargai, dan membangun
·         Saling mendukung dalam hal meningkatkan kapasitas masing – masing diri dalam hal kebaikan dunia dan akhirat 
·         Menumbuhkan sikap saling percaya, pengertian, dan mampu menjaga diri untuk kebaikan suami ataupun isteri
·         Suami dan isteri dapat memenuhi hak dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan syariat islam
·        Menerapkan komitmen “surga dan ikhlas”. Bahwa suami dan isteri sepakat untuk memastikan agar setiap sesuatunya dapat semakin mendekatkan diri kepada “surga”nya Alloh, dan menerima bahwa setiap kenyataan yang ada merupakan yang terbaik dari Alloh untuk dapat diterima dengan “ikhlas” demi menuju kehidupan yang lebih baik

TUJUAN PERNIKAHAN
Ø  Meraih ridho Alloh SWT dan menjalankan sunnah Rosul-Nya
Ø  Menundukkan pandangan, menjaga kemaluan, hati / lintasan pikiran agar lebih sabar, bersyukur, dan khusyu dalam beribadah kepada-Nya
Ø  Menyempurnakan agama dan menjalin silaturohim
Ø  Menghasilkan keturunan yang sholih, unggul, senantiasa mendoakan orang tuanya dan untuk melanjutkan perjuangan dakwah islam

KRITERIA ISTERI YANG DIHARAPKAN
Ø  Sholihah, memiliki pemahaman agama islam yang baik dan berusaha untuk menjadi lebih baik
Ø  Rapih, bersih, pandai menjaga diri dan menyejukkan pandangan bagi suami
Ø  Sayang, penurut / taat pada suami
Ø  Berwawasan luas, berpandangan terbuka, optimis, namun tetap sabar dan bijaksana
Ø  Berpendidikan ** / **

BTW, Mungkin itu dulu yang bisa kita ulas dikesempatan kali ini. Selamat berjuang, semoga kita disampaikan pada apa yang telah dituliskan-Nya : )



“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”

Senin, 25 Mei 2015

Butiran Debu, Mendadak HO

Awal pekan kedua setelah dipindah tugaskan ke HO. Agak berat memang diawal dikarenakan kabar yang datang mendadak dan tindak lanjut yang sangat tiba-tiba. Ketika kabar itu datang dihari Jumat, dan instruksi untuk segera pindah lokasi pada hari Seninnya. Hmmm....

Namun apalah arti sebuah mutasi. Perubahan lokasi, posisi, job deskripsi, hanyalah sebuah rangkaian puzzle dari journey of our success. Kecepatan beradaptasi menjadi salah satu kunci untuk berada dalam arus putaran yang sama.

Sekali lagi kita hanyalah butiran debu, yang beterbangan kian kemari. Tak ada yang perlu disombongkan, tak ada yang perlu dibanggakan. Sekedar berharap dapat memberikan yang terbaik dari sebuah tugas yang diamanahkan. Ya, butiran debu, sebuah ungkapan yang pernah saya berikan kepada teman-teman saya. Sebagai rasa simpati atas perasaan sedih ketika berada di titik nadir... Wkwkwk : D Jadi pengen ketawa kalo ingat saat itu.

Namun ada beberapa hal yang dapat diambil peristiwa perpindahan ini :

1. Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Hidup adalah kumpulan waktu yang kita jalani setiap hari. Nilai hidup kita diukur dari kemampuan kita memaknai dan memanfaatkan waktu dengan hasil yang dapat dirasakan oleh kita dan orang-orang disekitar kita. Ada waktu dimana kita memang diwajibkan untuk belajar, memperhatikan, dan terlibat lebih didalam sebuah konstruksi dan pengelolaan gedung. Hal tersebut adalah sebuah anugerah terindah yang pernah kumiliki... Ups, kayak pernah denger kata-kata ini, dimana ya? Dan ada waktunya untuk mengimplementasikan hasil belajar kita ditempat lainnya yang akan kita lalui nanti. Nah, manfaatkan waktu belajar ini sebaik-baiknya.

2. Sikap adalah utama. Kemampuan menyesuaikan diri, dan bersikap yang terbaik terkadang lebih dibutuhkan dari kemampuan / skill terhadap pekerjaan itu sendiri. Segala bentuk keterampilan dan kemampuan dalam suatu pekerjaan akan selalu mampu dikuasai bila ada kemauan dan tekad untuk terus belajar. Dan hal ini akan lebih mudah dilakukan bila kita mampu terlebih dahulu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kemampuan menyesuaikan diri ini akan cepat dan mudah untuk dimiliki seseorang bila seseorang tersebut telah memiliki nilai-nilai sikap baik yang bersifat universal, seperti diantaranya : kemauan bekerja keras, jujur, sopan / rendah hati, dan solidaritas persahabatan yang tinggi.

3. Menjaga mood. Ada sesuatu yang menarik tentang sebuah cara mengelola perasaan / mood agar tidak mempengaruhi performansi ditempat kerja. Yaitu dengan mengaktifkan "saklar on-off". Maksudnya adalah kita harus bisa memisahkan suatu permasalahan berdasarkan sifatnya. Bila permasalahan ini diluar masalah pekerjaan, maka kita harus bisa men-skip permasalahan ini agar tidak masuk ke area permasalahan pekerjaan. Aktifkan "saklar off" untuk masalah tersebut saat bekerja, dan nyalakan kembali setelah selesai bekerja. Begitu juga sebaliknya, diluar jam kerja, ada baiknya bila kita menyalakan "saklar off" untuk hal-hal didalam pekerjaan kita, sehingga kita juga punya waktu untuk kehidupan pribadi dan sosial kita. Istilahnya jangan "baper", biar lebih fresh aja saat menjalani aktifitas kita.

Okay pemirsa, sekian curhat edisi "Butiran Debu, Mendadak HO" ini. Tetap semangat. Trusted, Leading, Totality! Masya Allah... Masih aja : )



“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”

Jumat, 03 April 2015

Ikan Kambing-Kambing

Bang Juki beli celana, emang kalo rejeki gak bakal kemana : )

Gimana enggak enak coba, ketika pulang kantor, karena saking sibuknya sampai lupa makan, tiba-tiba ketika sudah sampai rumah saya dikejutkan dengan bungkusan besar berisi ikan bakar dengan tampilannya sangat menggoda selera. "Makan tuh No... Tadi ibu abis jalan-jalan terus makan bareng-bareng sama ibu-ibu tetangga". Hmmm, air liur yang mengandung banyak enzim pencernaan itupun mulai mengalir memenuhi liang mulut yang udah gak sabar melahap tampilan ikan dengan tekstur "hitam manis" itu. Secara, nyokap bawa nih ikan lumayan jauh, dari Citayam Depok. Yaaahhh gak jauh-jauh amat sih hehe...


Kembali kepada masalah ikan bakar yang terbungkus rapi tadi, tiba-tiba agak sedikit aneh ketika melihat bentuk ikan tersebut, terutama dibagian kepala. Kepalanya yang agak besar ditambah bentuk giginya yang tebal dan juga agak besar membuat saya penasaran dengan jenis ikan ini. "Ikan apa apa nih bu?". "Ikan kambing-kambing" Jawab nyokap. Nama yang aneh...

Ikan Kambing-Kambing, Ikan Atau Kambing?


Kenapa juga dinamakan ikan kambing-kambing? Apakah karena bentuk kepalanya yang seperti kambing? Atau memang karena tekstur giginya yang agak besar dan seperti kambing? Hmmm... Entahlah. Tapi dibeberapa tempat orang juga menyebutnya dengan ikan ayam-ayam, mungkin karena tekstur dagingnya yang tebal seperti ayam namun tetap memiliki cita rasa gurih seperti ikan laut lainnya. Apapun itu, jenis ikan ini layak untuk dijadikan menu istimewa kita. Karena jarang-jarang kita bisa makan ikan sekaligus makan kambing kan???




Mensyukuri Nikmat Makanan & Adab Dalam Makan

Terlepas dari apapun makanan kita, bersyukur adalah bentuk terbaik dari cara kita berterima kasih atas segala karuniaNya. Dan salah satu cara bersyukur atas nikmat makanan dan minuman adalah dengan menikmati karunia tersebut sesuai dengan adab yang telah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia. Adapun adab dalam makan diantaranya adalah :



1. Makanlah yang halal lagi baik

Adanya sertifikasi halal MUI memudahkan kita dalam mengidentifikasi halal tidaknya sebuah produk makanan atau minuman. Dengan peduli pada sertifikasi halal tersebut setidaknya kita sudah peduli dan lebih terjaga dalam kepastian zat yang kita konsumsi. Cara mendapatkannya pun harus benar, jangan dari hasil korupsi, mencuri ataupun perbuatan tercela lainnya. Dan kita juga harus memastikan bahwa jenis makanan yang kita makan adalah jenis makanan yang baik (thoyyib) bagi tubuh kita. Sate kambing, jeroan, junk food mungkin saja halal, tapi kalo berlebihan akan berbeda ceritanya...


“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)


2. Membaca Basmalah dan Hamdalah

Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).” (HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.




Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

3. Makan dan minum dengan tangan kanan

Simple sih, tapi terkadang suka ada yang terlupa untuk selalu makan dengan tangan kanan. 

“Apabila salah seorang dari kalian makan,makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

4. Selalu habiskan makanan dan tidak mencela makanan

Paling gak habis pikir kalo ngelihat orang ngebuang-buang makanan. Kalo memang tidak habis ya jangan ngambil banyak-banyak doong... Masih banyak lho diluar sana yang kesulitan makanan. Lagi pula dengan membuang makanan berarti kita telah membuang sia-sia sumber daya yang telah digunakan untuk memproduksi makanan tersebut. Membuang-buang nasi berarti kita telah menyia-nyiakan tenaga dan waktu sang petani, solar untuk traktor dan pompa pengairan sawah, pupuk, biaya pergudangan dan lain-lain. Dan setelah itu menjadi sebuah nasi kemudian dengan mudahnya dibuang??? Mikirrr...


Habiskan selalu bila makan dan jangan pernah mencela makanan. Kalo emang suka bilang suka, kalo enggak ya simpan aja dalam hati, tapi jangan digantung... Ups, maksudnya hargai makanan dan si pembuat makanan.  

Dari Jabir RA ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh membersihkan (sisa-sisa makanan) yang ada pada jemari dan piring seraya bersabda : "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui yang mana di antara makanan itu yang mengandung berkah". (HR. Muslim.)

Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)











5. Makan & minum sebaiknya sambil duduk

Rasulullah SAW melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata,“Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)


Selain itu ada beberapa hal lagi seperti makan sebaiknya tidak bersandar, utamakan makan bersama-sama, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan lain sebagainya.



Makan Diniatkan Untuk Ibadah

Nah, agar kita tidak sekedar makan, maka niatkanlah makan itu untuk ibadah. Untuk menghasilkan tenaga agar dapat menjalankan aktifitas kebaikan dalam rangka mengharap keridhoan Allah SWT. Selamat makan...

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Yaa Allah, berkahilah rezeki yang engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. 



“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”

Rabu, 18 Februari 2015

Setegar Sang Profesional

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah sesuatu yang berhubungan dengan profesi / pekerjaan, memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya, dan mengharuskan ada pembayaran untuk melakukannya.

Dari definisi diatas, ketika kita menjadi seorang profesional, maka kita harus menjadi seseorang yang mampu untuk melakukan pekerjaan dengan cakap sesuai dengan kepandaian kita. Mendedikasikan segenap keterampilan dan kesungguhan dalam mencapai hasil kerja yang diinginkan, dan diakhir kita mendapatkan bayaran sesuai dengan pekerjaan yang kita lakukan. Sampai disini it's fine.

Namun dalam praktiknya, permasalahan yang kita hadapi dalam pekerjaan tidak selalu hanya teknis pekerjaan, namun juga lingkungan pekerjaan. Dan justeru masalah lingkungan dan suasana pekerjaanlah yang memberikan andil tidak sedikit terhadap produktivitas kerja sebuah perusahaan.









Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Untuk meningkatkan produktivitasnya, maka lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja. Karena lingkungan kerja yang baik akan menciptakan kemudahan pelaksanaan tugas. Lingkungan kerja ini sendiri terdiri dari lingkungan kerja fisik dan non fisik yang melekat dengan karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan.  

Menurut Sukanto dan Indriyo dalam Khoiriyah (2009:24) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam bekerja meliputi mengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja. Sedangkan menurut Nitisemito dalam Khoiriyah (2009:24) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Menurut Sedarmayanti dalam Wulan (2011:21), menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. 

Faktor faktor lingkungan kerja fisik menurut Wulan (2011:22) adalah pewarnaan, penerangan, udara, suara bising, ruang gerak, keamanan dan kebersihan. Sedangkan faktor lingkungan kerja non fisik ialah struktur kerja, tanggung jawab kerja, perhatian dan dukungan pemimpin, kerja sama antar kelompok, dan kelancaran komunikasi. 

Jujur, saya tidak kenal siapa itu Sukanto, Indriyo, Nitisemito, Khoiriyah dan Wulan. Saya hanya mengutip hasil penelitian mereka melalui Google untuk melengkapi tulisan saya bahwa lingkungan non fisik, dalam hal ini yang mempengaruhi mood dan motivasi karyawan, berperan amat penting dalam kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.

Manusia bukanlah robot pekerja yang tidak punya hati dan perasaan, apalagi untuk masalah hati, hati manusia khan sensitif, mudah pecah dan belah kemudian hancur... Hehe, sori agak OOT


Tetap Tenang, Jangan Goyah

Suasana hati yang sedang tidak bagus memang akan membuat kinerja kita tidak maksimal. Permasalahan yang terjadi dirumah, perselisihan dengan rekan kerja, dan mungkin kondisi yang tidak fit membuat kita down serta malas untuk bekerja, dan sayangnya, sikap negatif berupa malas dan tidak semangat itu bisa menular dan mempengaruhi rekan kerja kita yang lain. Namun ingatlah kembali kepada definisi "Profesional" yang telah kita bahas di awal.

Tetap tersenyum saat mungkin sedang bad mood, tertawa renyah meskipun sedang mengalami permasalahan yang luar biasa berat, dan tetap ringan membantu meski sebetulnya juga membutuhkan bantuan hanya bisa dilakukan orang-orang yang pandai mengelola emosi. Orang-orang yang memilih tegar dan lebih memilih melakukan sesuatu yang menghasilkan daripada harus terjerembab dalam kedukaan yang mendalam... (wessss mantap banget nih kata-kata). Dan saya pun jadi ingat kata-kata seorang teman, "jangan pake perasaan..." Simpel sih, tapi daleeemmm : D

Ya, itu semua karena kita adalah seorang "Profesional", seseorang yang dituntut mampu untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam setiap keadaan.

Kebiasaan Para Nabi

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya" (Al-Baqarah 2:45-46)

Pada tahap tertentu, Allah tidak menyuruh kita untuk mencari jalan keluar, Dia hanya menyuruh kita untuk tetap sabar dan sholat. Karena disetiap permasalahan Allah telah menyiapkan jalan keluarnya, Dia hanya ingin melihat apakah sang hamba tetap mendekat kepadaNya serta selalu menyebut dan meminta pertolonganNya? Ataukah sang hamba malah menjauh dengan jalan mencari pertolongan kepada selainNya? 

Bila saja para Nabi tidak sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan dan musibah ketika menyebarkan kebenaran, mungkin kita tidak akan mendapatkan hidayah yang dengannya manusia dimuliakan dan menjadi makhluk terhormat kesayangan Tuhan. 

Mungkin para Nabi adalah orang-orang yang selalu tersenyum dibalik penderitaan yang dialaminya, tetap sabar membimbing disetiap kesusahan yang ditutupinya, dan tetap membersamai umatnya meskipun lelah dan penat hinggap dipikirannya. Layaknya seorang "Profesional" yang selalu tetap teguh menjalankan tugas dari "Boss" semesta alam. Ya, karena "bayarannya" adalah surga, yang saking indahnya, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Gak gampang sih, semoga kita bisa meningkatkan profesionalisme kita. Semangat... : )




“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”

Minggu, 18 Januari 2015

Fit Out

Pengertian Fit Out

Secara umum Fit Out diartikan "Provide with (something) usually for a specific purpose". Menyediakan / memberikan sesuatu untuk sebuah kebutuhan tertentu.

Definisi Fit Out menurut Oxford Dictionaries adalah "An act of providing the necessary equipment for a house or flat, especially the final decoration and fitments". Sebuah kegiatan dalam menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan oleh sebuah rumah / tempat tinggal atau bangunan / gedung, khususnya pada tahap akhir dekorasi dan perlengkapan.

Dalam definisi lain Fit Out dapat diartikan "Refers to the process or action of installing building infill, or to the physical products used in making habitable space in a base building". Yaitu merujuk kepada proses atau kegiatan dalam instalasi kelengkapan gedung, atau produk dalam bentuk fisik yang digunakan untuk membuat ruang layak huni dalam bangunan / gedung.

Disini saya coba mendefinisikan secara sederhana mengenai fit out dalam hal kaitannya dengan pengelolaan gedung, yaitu "sebuah proses kerja sama antara pengelola gedung dengan tenant / penghuni / penyewa gedung, dimana pengelola gedung menyediakan ruangan / lahan sewa yang telah disiapkan, untuk didesign atau ditata ulang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tenant, yang didalamnya terdapat perjanjian dan kesepakatan yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak."


Aplikasi Kegiatan Fit Out / Fitting Out

Dalam lingkup pengelolaan gedung, sebelum tenant / penghuni gedung menempati ruang / lokasi yang diinginkan, maka terlebih dahulu harus dilakukan proses fit out. Ini dimaksudkan agar penghuni mendapatkan fasilitas dasar / umum yang telah ditetapkan oleh pengelola gedung serta kesepakatan dan perjanjian lainnya terkait penggunaan ruangan sebelum akhirnya dilakukan proses setting ruangan akhir yang benar-benar diinginkan oleh penghuni secara "customize" dan spesifik.


Setiap pengelola gedung memiliki standar yang berbeda dalam menetapkan ketentuan perjanjian kerjasama dan kebutuhan dasar yang diberikan kepada penghuni selama fit out berlangsung, namun ada beberapa hal yang pada umumnya terdapat dalam lingkup pekerjaan fit out, diantaranya:

1. Informasi dan prosedur umum fit out oleh pengelola gedung setempat
2. Kriteria umum pekerjaan fit out, ex : sipil, elektrikal, mekanikal, pekerjaan-pekerjaan lain
3. Spesifikasi ruang tenant
4. Kebutuhan tambahan tenant yang dikerjakan pengelola gedung
5. Spesifikasi material fit out
6. Tata tertib fit out termasuk office fit out
7. Peraturan mengenai deposit fitting out
8. Formulir serah terima dan lainnya

Dan yang perlu diingat, fitting out tidak hanya kegiatan penyerahan ruang / lokasi yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola gedung kepada pihak tenant / penghuni / penyewa gedung saja, karena pada akhir kegiatan fitting out juga akan diadakan inspeksi bersama (final inspection) antara pengelola gedung dan tenant, yang bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan fitting out telah berjalan sesuai prosedur dan dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak tenant kepada pihak pengelola gedung. Hal ini untuk menghindari kerugian disalah satu pihak.






 Uraian Pekerjaan Fit Out Coordinator

Pada umumnya suatu kegiatan fit out diawasi oleh seorang fit out coordinator yang ditunjuk oleh pengelola gedung dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti marketing, tenant relation, dan engineering. Seorang fit out coordinator merupakan personil kunci yang bertanggung jawab atas keseluruhan administrasi, perencanaan, dan proses pekerjaan fitting out. Fit out coordinator harus mengetahui rencana dan proses fitting out berjalan, serta menjadi perwakilan dari pengelola gedung mulai dari awal waktu penyewaan oleh tenant hingga berakhirnya pekerjaan fitting out yang harus sesuai dan memuaskan bagi kedua belah pihak.

Adapun lingkup pekerjaan fit out coordinator diantaranya adalah :
  • Bekerja sama dengan departemen engineering dalam hal pengawasan pekerjaan fit out untuk mencapai  standar mutu yang telah disepakati termasuk memastikan dilaksanakannya peraturan fit out kepada semua mitra kerja untuk meminimalisir dampak yang merugikan gedung.
  • Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan untuk merawat gedung dan lahan agar tetap dalam kondisi terbaik
  • Mengontrol pelaksanaan dan jadwal pekerjaan semua mitra kerja
  • Mengawasi proyek pemeliharaan dan perbaikan oleh mitra kerja sesuai dengan perjanjian kontrak
  • Membantu pihak gudang untuk memutuskan pembelian kebutuhan material gedung


Contoh Prosedur Fit Out

Nah, sebagai contoh paling mudah, berikut ini ditampilkan sebuah contoh prosedur fit out yang diterapkan di sebuah perusahaan properti multi nasional yang saya pernah terlibat didalamnya. 


Demikian dan semoga tulisan ini bermanfaat. TLT... Trusted Leading Totality.




“Sebaik-baik perkataan adalah AlQuran, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW…”